Beberapa waktu lalu, saya menerima penghargaan dari Kementerian Agama Kota Banda Aceh atas prestasi sebagai Guru Inovatif Tingkat MI Provinsi Aceh Tahun 2024. Saat menerima penghargaan itu, hati saya penuh dengan rasa syukur dan haru — bukan karena piala atau piagamnya, tapi karena makna di baliknya.
Bagi saya, penghargaan ini bukan hanya simbol keberhasilan pribadi, melainkan apresiasi untuk seluruh guru madrasah yang terus berjuang di ruang kelas dengan segala keterbatasan dan semangat tanpa pamrih. Setiap ide kecil, media sederhana, hingga waktu tambahan yang kita curahkan untuk anak-anak — semuanya adalah bentuk cinta dan pengabdian yang sesungguhnya.
Saya percaya bahwa menjadi guru bukan sekadar profesi, tapi panggilan hati untuk memberi makna pada hidup orang lain. Saat Kementerian Agama memberikan penghargaan ini, saya merasa itu bukan sekadar pengakuan, tapi juga dorongan agar saya dan rekan-rekan guru semakin bersemangat untuk berinovasi dan berbagi.
Terima kasih kepada Kemenag Kota Banda Aceh yang selalu memberi ruang bagi para guru untuk tumbuh dan berkembang. Terima kasih juga untuk siswa-siswiku yang menjadi sumber inspirasi tanpa henti — dari kalianlah semua ide itu bermula.
Semoga langkah kecil ini menjadi penyemangat bagi guru-guru lainnya: bahwa setiap usaha tulus, sekecil apa pun, selalu berarti. Mari terus menyalakan api semangat dalam dunia pendidikan, karena perubahan besar seringkali dimulai dari ruang kelas yang sederhana.
“Guru yang berinovasi bukan hanya mencetak prestasi, tapi juga menyalakan harapan.”

0 Komentar